This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 20 November 2012

Afif Satria Supena Si Cilik Berprestasi Nasional

Afif bersama pelatih tekwondonya yang juga merupakan guru olahraga Global Surya School Novi Sefriana

Afif Satria Supena, siswa grade 2 Sekolah Global Surya, kembali  mengukir prestasi di cabang olah raga taekwondo. Tampil pada  kelompok  usia 7-8 tahun, under 23 kg,  Afif menjadi juara pertama dalam Bagus Taekwondo Club (BTC) ke IV  antar   unit latihan Se-Lampung. Kejuaraan ini digelar  awal Oktober  lalu di   Seputi banyak, Kabupaten Lampung Tengah.
Keberhasilan Afif tentu tak lepas dari dukungan   orangtua dan  sang pelatih Novi Sefriana. Putra kedua dari tiga  bersaudara buah hati  pasangan Edi Supena dan Santiana ini tampil memukau dan menjadi kampium untuk event yang secara keseluruhan diikuti oleh 178 peserta tersebut.
Sebelumnya , bocah kelahiran Bandarlampung, 25 November 2004 ini, beberapa waktu  lalu juga berhasil meraih prestasi   tingkat nasional pada event  serupa di Jakarta.  Afif Satria Supena  saat itu  keluar sebagai   juara  II Kejuaran taekwondo kelompok pemula  tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PTSI di Jakarta tanggal 17-19 Juni 2012.  Prestasi yang diraih Afif  merupakan  buah kerja keras dan latihan  yang rutin  dilakukanya setiap hari Minggu di pusat  latihan   Tekwondo  Global Surya School.(**)

“Bosku” dari Pringsewu

PRODUK SMK –  Bupati Pringsewu Sujadi menerima bel otomatis dari salah satu pelajar SMK Negeri Gadingrejo saat peluncuran produk tersebut, Kamis (9/8).

Dari sisi prestasi, Kabupaten Pringsewu bisa menjadi salah satu rujukan terkait mutu pelaksanaan program pendidikan yang diselenggarakan di Provisni Lampung.Awal Bulan Agustus  lalu,  sebuah produk teknologi inovasi  karya para pelajar SMK Negeri Gadingrejo diluncurkan. Nama produknya “Bosku (Bel Otomatis Sekolah Negeriku ) Esemka.” Meski hak ciptanya berada dibawah PT.Teknologi Indonesia, namun  produk ini spontan menarik minat dan perhatian publik.
Peluncuran produk ini secara resmi dikemasan dalam sebuah rangkian kegiatan peringatan Hari Teknologi Nasional ke- 17 yang diselenggarakan  di halaman Kampus  SMKN  Gadingrejo, Kamis ( 9/8).  Selain, Bupati  Sujadi Saddat dan Wakil Ketua  DPRD Pringsewu Stiyono, hadir pada  peluncuran tersebut,  Prof.Dr.Dedi Zubaedi dari Kementerian Agama RI, serta Direktur PT.Teknologi Indonesia (Teknindo) Juliana Pangestu. Pengenalan sekaligus pemasaran  produk kebanggaan masyarakat Pringsewu ini ditandai dengan penanda tanganan MoU kerjasama antara SMK Negeri Gadingrejo dengan PT.Teknindo.
Upaya  pengembangan teknologi yang dimotori para pelajar SMKN Gadingrejo ini mendapat dukungan penuh dari Bupati Pringsewu Sujadi Saddat. “Peluncuran bel otomatis ini merupakan pertanda baik bagi dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Pringsewu. Karena itu,  Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu akan terus mendukung upaya-upaya untuk  peningkatan SDM maupun kapasitas pelajar dan masyarakat umumnya,” kata Bupati Sujadi Saddat dalam konferensi pers di SMKN Gading­rejo.
Sementara itu, Prof.Dr.Dedi Zubaidi dari Kemenag yang juga sangat concern dalam upaya pengembangan SDM para pelajar ini mengungkapkan,  majunya sebuah institusi dapat tercapai bila terpenuhi empat  syarat, yakni creatifity, inovation, networking, serta penguasaan IT.
Dedi menerangkan, kemajuan yang dicapai sejumlah negara se­perti Jepang,  bukan semata-mata di­sebabkan dukung­an sumberdaya alam yang melimpah, melainkan  mampu memaksi­malkan daya kreativitas ma­syarakatnya. (red)

TV LCD Bina SMK Berpotensi jadi Produk Komersial


Siswa SMK Negeri 2 Bandarlampung menjuarai kontes skil siswa antar SMK
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Bandarlampung merupakan salah satu sekolah unggulan  di Kota Tapis Berseri. Lokasinya di jalan Brojonegoro Kelurahan Gedongmeneng Kecamatan  Rajabasa.  Berdiri pada tahun 1962, awalnya  merupakan sekolah swasta  dibawah  naungan Yayasan Subsidi.
Sejak tanggal 25 Juli 1968, berdasarkan surat keputusan  Dirjen Pendidikan  Dasar dan Menengah, Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan, status sekolah ini diubah menjadi negeri. Sejak itu,  ini namanya menjadi Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri Tanjungkarang.
Pada masa awal perkembangannya, STM Ne­geri Tanjungkarang hanya memiliki dua program study kompetensi yakni,  teknik Bangunan Air dan Bangunan Gedung. Sering berjalannya waktu, eksistensi sekolah ini pun  semakin diakui. Ini dibuktikan dengan terus meningkatnya animo masyarakat untuk menyekolahkan  putra-putrinya di STM Negeri Tanjungkarang.
Sejalan dengan meningkatnya animo masyarakat tersebut, peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di STM Negeri Tajungkarang pun menjadi hal mendesak.  Pada tahun 1977,  sekolah ini resmi membuka dua jurusan baru yakni, mesin dan listerik. Penambahan  program study  ini sejalan dangan visi pendidikan yang hendak dicapai yakni, menjadikan SMKN 2 Bandarlampung sebagai sekolah bertaraf internasional serta menghasilkan  tamatan yang mampu bersaing ditingkat nasional maupun global.  
Sejak tahun 1997, sesuai surat keputus­an Menteri Pendidikan  No. 034.035 dan 036/0/19197 nama STM Negeri Tanjungkarang diganti menjadi   SMK Negeri  2 Bandarlampung.
Saat ini, SMK Negeri 2 Bandarlampung  menyadang lebel sebagai Sekolah Rintisan Berstandar International (RSBI), dengan  tujuh program study yang meliputi  10 program keahlian.
Program study di SMKN 2 Bandarlampung  masing-masing adalah,  Teknik Bangunan de­ngan program keahlian meliputi: Teknik konstruksi batu,  teknik gambar bangunan dan teknik konstruksi kayu. Program study dan keahlian  teknik survey dan pemetaan.  Teknik  ketenagalistrikan dengan program keahlian teknik instalasi tenaga listrik. Kemudian teknik elektronika, program keahlian teknik audio vedia,  teknologi informasi komunikasi,  program keahlian  teknik komputer dan jaringan.Teknik mesin, program keahlian teknik permesinan. Terakhir, teknik  otomotif dengan program  keahlian  teknik kendaraan ri­ngan dan speda motor.                          

Butuh  Dukungan Pengembangan  
Dari sekian banyak program study dan keah­lian tersebut, dua diantaranya  berhasil menorehkan catatan prestasi membanggakan. Siswa  SMK Negeri 2 Bandarlampung jurusan  teknologi  informasi komunikasi dengan program keah­lian teknik komputer dan jaringan, berhasil membuahkan karya teknologi  canggih  berupa notebook dan personal computer (PC).
“ Perakitan notebook dan  PC ini dilakukan sendiri oleh siswa  sejak tahun 2009 lalu. Hasilnya sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah di Lampung. Untuk hak cipta kita bekerjasama dengan beberapa perusahaan distirbutor compu­ter terkemuka seperti, mugen, relion dan zyrex,“ kata  Kepala SMK Negeri  2 Bandarlampung, Ramli Jumadi, S.Pd.,M. T.
Hal serupa juga dilakukan siswa jurusan  teknik elektronika. Siswa pada program study ini juga berhasil merakit televisi LCD dan  LCD projector. Produk  ini dinamakan Televisi LCD  Bina SMK. Menurut Ramli,  kendala utama yang di­hadapi  adalah  soal pengembangan produk –produk  teknologi  karya siswa  tersebut. Padahal peluang pengembangan menjadi sebuah produk komersil  sangat menjanjikan. “ Meski belum begitu ba­nyak. Ada saja masyarakat yang sengaja  memesan  televisi  hasil rakitan para siswa kita. Kare­na itu, kami berharap dukungan dari pemerintah maupun swasta, untuk pengembangan produk Televisi LCD Bina SMK ini,menjadi sebuah produk komersial yang bernilai ekonomi tinggi,“  ungkap Ramli. (red)

Bukan Hanya Solo Pelajar Lampung juga Bisa!


Masih melekat pada ingatan kita, prestasi fenomenal yang ditoreh­kan siswa-siswa SMK di Kota Solo, Jawa Tengah. Beberapa waktu lalu,  karya  para  pelajar SMK di  kota ini, sempat membuat heboh dan bangga Bangsa Indonesia. Saat itu, berbagai surat kabar maupun media elektronik seakan tak pernah berhenti memuat berita  tentang Mobil Esemka.
Para pejabat pemerintah, baik pusat maupun daerah pun seolah tak mau ketinggalan menyatakan dukung terhadap pengembangan  mobil hasil rakitan para pelajar SMK  di Kota Solo itu. Mereka  ramai-ramai membeli mobil Esemka untuk digunakan  sebagai  ken­daraan dinas.    
Image  positif dari peluncuran Mobil Esemka tersebut,  seketika melekat pada mutu pelaksanaan program pendidikan yang dilakukan pemerintah setempat. Padahal, sebenarnya prestasi pelajar-pelajar di daerah lain juga tak kalah hebat. Salah satu buktinya ada di Lampung.
Jauh sebelum para pelajar di Kota Solo berhasil merakit  mobil Esemka, karya serupa pernah dihasilkan  pelajar di provinsi paling selatan Pulau Sumatera ini. Pada era tahun 1990-an, siswa  SMK  (saat itu STM) 2 Mei Bandarlampung, sukses merakit sebuah kendaraan bermotor roda empat. Kendaraan ini dirakit dengan memanfaatkan mesin sepeda motor tua. Secara fisik,bentuknya memang tidak  sesempurna mobil Esemka karya  pelajar-pelajar di Solo. Ini tentu bisa dimaklumi, sebab saat itu, dukungan anggaran dan peralatan untuk perakitan tersebut sangat minim.
Pasca keberhasilan siswa SMK 2 Mei merakit kendaraan bermotor,  pada  tahun 2009 ganti siswa SMK Negeri 2 Bandarlampung yang sukses membuahkan karya teknologi canggih. Noot Book,  LCD Projector dan  Televisi LCD, adalah peralatan berteknologi canggih yang berhasil dirakit  oleh  para siswa di SMK Negeri  2 Bandarlampung.
Sepertinya para pelajar di Lampung memang tak pernah mengenal kata puas untuk terus berkarya.Tahun 2012, giliran  siswa  SMK Negeri Gadingrejo Kabupaten Pringsewu  yang unjuk kemampuan. Sebuah produk teknologi  inovasi  berupa bel otomatis  berhasil diciptakan. Produk  teknologi ini dinamakan “Bosku (Bel Otomatis Sekolah Negeriku) Esemka.”
Bosku Esemka yang hak ciptanya  dipegang   PT.Teknologi Indonesia ini secara resmi dilucurkan pada awal bulan Agustus lalu.                  
Karya paling anyar yang dihasilkan pelajar Lampung adalah, mesin penawar air. Mesin yang berfungsi  untuk menyaring air laut menjadi air tawar ini  merupakan karya para siswa  SMA Negeri 3 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara.        
Berbagai karya teknologi yang dihasilkan tersebut  menjadi bukti, bahwa dari sisi kereativitas dan inovasi,  para pelajar di Lampung tidak kalah  dibandingkan  pelajar dari daerah lain.
Bukan hanya Solo, pelajar Lampung juga bisa! (red)




kontak kami


Penerbit: 
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Lampung 

Dewan Redaksi: 
DR. Bujang Rahman(Ketua), Prof. DR. Soedjarwo, H. Bustami. S.Pd, Bunyamin Mahmudin, Lc.MA. Ryuzen Praja Tuwala, S.Pd., M.Pd, Tatang Setyadi, M.Pd, Drs. M. Husni, Drs. Sobirin, Drs. Haryanto,M.M,  Drs. Nusyirwan Zakki, M.M, Drs. Boeschah Pitoeas, M.M, Eka Afriana, S.Pd. 

Litbang: 
DR. Lina, DR Dharlinda Suri, M.M, DR. Wayan Satriajaya, M.Si, Bukhori Muslim, Lc.MA.  

Penasehat Hukum: 
Derlian Pone, S.H.,S.E., M.M. 

Pemimpin Umum/Redaksi: 
H. Albert Alam, S.Pd., M.Pd 

Pemimpin Perusahan: 
Tino Sudjadi 

Redaktur Pelaksana: 
Munizar. 

Sekretaris Redaksi: 
Adriansyah Alam 

Redaktur: 
Panca Ari Rosadi, Daryanto, A. Nurkholis, Parwono, Asril Barning, Galih Priadi

Reporter Kota:
Icha Feriza Novita, Hendro Ragasyari, Eko Prasetyo, Gatot Sehono 

Fotografer: 
Danang santoso 

Desaingrafis: 
Edi Purwanto 

Lay Out:
 Edi Purwanto 

Iklan: 
Soewarno, Adnan, 

Sirkulasi: 
Septawandra. Arippudin 

Adiministrasi & Keuangan: 
Tyas Kharimah Tindani,

 Biro Lampung Timur:
 Drs. Suheri Simoen, Drs. L. Anwarsono, M.Pd., Ahmad Husin, S.Pd,  

Biro Lampung Tengah
 Drs. Heru Santoso, M.Pd, Drs. Djoko Susilo,M.Pd., Dedi Karmanto, Spdi 

Biro Metro: 
Yudha Saputra, Rio Dermawan 

Biro Lampung Barat : 
Satriawan Basran, Cecep Heri M.S 

Alamat Redaksi/Usaha :
 Jl. Pahlawan No.62 Kedaton Bandarlampung
 Telp./Fax : (0721) 782970 
E-mail : inspirasiprima@yahoo.co.id. 
Rekening Bank: - 

Percetakan :
 Dimas  (Isi diluar tanggung jawab percetakan)

Sudut Pandang Prestasi Siswa

ilustrasi

Seperti biasa, tiap kali pembagian raport semester pasti diiringi  berbagai cerita menarik dan mengejutkan. Sebagian orang tua siswa menampakkan ekspresi gembira, sementara sebagian yang lain berkerut dahi melihat dua rapor putra-putrinya.
Perbedaan ekspresi tersebut dilandasi pada perbedaan pemahaman orang tua akan prestasi siswa. Jika selama ini pengertian dianalogikan dalam wujud angka-angka yang besar di rapor, maka sejak diungkapkan dan disosialisasikannya kecerdasan majemuk (multiple intelligence) di lingkungan sekolah maka paradigma kecerdasan anak telah mengalami perubahan.
Kalimat sederhana yang se­ring muncul dalam pembagian rapor pada masa yang lalu adalah nilai anak saya berapa? Dengan demikian guru akan mencoba menjawab dengan angka yang tertera dalam rapor siswa. Hampir semua orang tua sepakat bahwa jika nilai anaknya di atas 75, berarti putra/putrinya pintar dan cerdas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pemahaman ini telah diwarisi secara turun-temurun. Permasalahannya adalah zaman sudah berubah, dahulu siswa “dipaksa” untuk diam dan menuruti kehendak guru yang mengajar, maka sekarang telah berubah. Siswa memiliki cara belajar berbeda, dan memerlukan perlakuan yang berbeda pula. Jika kita mau lebih mendalami anak-anak, maka akan kita lihat bakat dan kemampuan anak-anak yang mungkin belum tersibak keberadaanya.
Pada prinsipinya, Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki se­seorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal.
Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap, ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan. pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan se­seorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.
Menurut Howard Gardner, potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai berikut.
Intelegensi linguistik, intelegensi menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis.
Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.
Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.
Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi.
Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh se­seorang motivator.
Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi(merenung) dan ke­seimbangan diri.
Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna.
Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan ak­hirnya mati.
Kekeliruan kita sebagai guru, orang tua, dan pemandu siswa dalam membaca potensi dan kecerdasan anak dapat berakibat pada tenggelamnya bakat anak yang luar biasa, berganti menjadi sebuah apa­tisme dan ketidak pedulian. Sebaliknya, kejelian mata kita melihat potensi maka akan membuat setitik harapan itu menjadi menara ekselen dari sebuah kepakaran yang terbangun dari fondasi yang kokoh.


Tri Bowo Laksono
Kepala sekolah SD Global Surya School

Siapa Bilang Pelajaran Sejarah Membosankan

Albert Alam, S.Pd, M.Pd

Suatu ketika, saat pelajaran Sejarah tengah berlangsung di sebuah kelas, ada seorang guru bertanya kepada muridnya, “Kapan Perang Diponegoro terjadi?” tanyanya. Beberapa siswa sontak meng­acungkan tangan. Sang guru kemudian menunjuk salah satunya. Dengan lantang, siswa yang ditunjuk tersebut menyahut, “Habis Maghrib, Pak!”
Di waktu yang berbeda, masih terkait Perang Diponegoro, sang guru bertanya, “Setelah melakukan gerilya dengan pasukannya, Diponegoro kemudian melarikan diri ke ...?” Jawaban yang terlontar dari siswa pun di luar perkiraan. Dengan suara lantang, keluarlah jawaban, “Ketakutan.”
Kontan saja, kelas riuh dengan gelak tawa. Guru yang bertanya pun bengong sesaat. Kemudian, dia menenangkan siswanya dengan nada membentak. Ini bukan sekadar anekdot. Cerita ini disampaikan Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia Susanto Zuhdi.
Menurutnya, saat ini generasi muda sangat kreatif, berpikiran lebih bebas, dan terbuka. Karenanya, metode pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar le­bih menyenangkan, tidak membosankan. Tentu saja, agar jawaban serupa “habis Maghrib” dan “ketakutan” itu tidak muncul lagi.
Jawaban spontan dari siswa, seperti kisah di atas, bukan mengartikan bahwa mereka tak tahu jawabannya. Justru karena jawaban yang sudah ada itu cenderung membuat siswa jenuh dan mencari cara lain agar lebih enjoy.  “Me­reka tahu, Perang Diponegoro terjadi pada 1825-1830. Tapi, saking detilnya, muncullah jawaban sehabis Maghrib tadi,” ujar Susanto sambil  tertawa. Pelajaran Sejarah yang berisi banyak hafalan dan menyediakan jawaban tampaknya memang perlu disikapi dengan lebih bijak agar materinya bisa lebih mudah terekam oleh siswa.
Susanto yang juga staf ahli Menteri Pertahanan itu tidak sepakat dengan pernyataan bahwa pelajaran Sejarah bukan hal yang menarik. Sebaliknya, Susanto menilai, pelajaran Sejarah justru pelajaran yang penuh pesona. Menurutnya, masa lalu selalu menarik. “Kita saja yang tidak bisa mengemasnya.”
Belajar tentang masa lalu, kata Susanto, bisa menarik bila dimasukkan unsur makna dari peristiwa-peristiwa tersebut. Dia mengatakan, ada tiga sebab mengapa orang berkepen­tingan dengan sejarah. Pertama, orang memang ingin tahu sejarah yang penuh misteri dan memesona. Syaratnya, dia harus penasaran karena harus selalu bertanya.
Kedua, orang belajar sejarah untuk tahu pengalaman orang lain. Orang bijak tidak akan belajar dari pengalam­annya sendiri, tapi dari pengalaman orang lain. Ketiga, sejarah menciptakan kelompok komunitas, kelompok kemanusiaan, dan menggugah rasa nasionalisme. Ini karena sejarah menjadikan satu kesatuan pengalaman. “Jadi, secara individu maupun kelompok, sejarah itu menarik,” kata Susanto.
Salah satu cara untuk menjadikan pelajaran Sejarah menarik dan tidak membosankan adalah dengan kegiatan Lawatan Sejarah Nasioanal (Lasenas) X. Acara ini merupakan program tahunan Kemendikbud yang diselenggarakan oleh Dirjen Kebudayaan, Direktorat Sejarah, dan Nilai Budaya. Menurut Susanto, Lasenas adalah cara belajar sejarah yang menyenangkan. Kemasan pendidikan Sejarah dengan berkunjung langsung ke tempat-tempat bersejarah patut diapresiasi. Lasenas, kata Susanto, bisa memperkuat ingatan politik dan sejarah generasi muda dengan cara yang disukai mereka.
Susanto mencontohkan, beberapa tahun lalu ada seorang pelajar dari Amerika yang berkujung ke Morotai. Untuk apa? Ternyata, anak tersebut ingin melihat langsung jejak peninggalan kakeknya sewaktu berperang melawan Jepang. “Karena jejak peninggalannya ada di Morotai, ribuan kilometer pun harus dia tempuh. Ini karena instruksi sejarah, ada perintah masa lalu,” ujarnya. (**)

Salam

Albert Alam, S.Pd, M.Pd

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More